>>English Version http://mcarmand.blogspot.com/2009/03/bike-to-work.html
Ada sebuah kisah menarik yang saya dapat dari sebuah milis. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka menggembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Sebaliknya orang Rusia tidak bersusah payah mengeluarkan dana jutaan dolar untuk melakukan riset tentang bulpen yang digunakan di luar angkasa seperti orang Amerika. Mereka hanya menggunakan pensil!.
Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahannya yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah rumit. Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi yang sederhana dengan metode KISS (Keep It Simple Stupid).
Begitu juga kita mencari solusi untuk memecahkan maslah bagaimana mengatasi krisis energi dan mendapatkan energi terbarukan. Ada solusi yang jauh lebih sederhana untuk mengatasi polusi yang ditimbulkan oleh bahan bakar fosil ini, yaitu mengubah gaya hidup kita yang selalu memakai kendaraan bermotor atau mobil setiap kita berangkat kerja atau ke sekolah dengan bersepeda. Selain berolahraga dan menyehatkan tubuh, bersepeda adalah aktivitas yang mengeluarkan karbon netral atau menghasilkan karbon dengan titik nol.
Kita tidak perlu susah-susah mencari energi terbarukan yang mungkin sangat susah untuk diperoleh dan membutuhkan penelitian yang memakan biaya yang sangat besar. Untuk mengolah energi terbarukan ini seperti jagung, tebu, alga, atu jarak juga membutuhkan proses panjang dan memakan waktu lama untuk menjadi etanol. Belum lagi perusahaan mobil juga harus memproduksi mobil yang menggunakan biofuel atau bio diesel, sehingga kendaraan yang masih memakai bahan bakar fosil tidak akan berguna lagi.
Saat ini gerakan Bike to Work sudah menjadi gaya hidup baru bagi para eksekutif di Jakarta. Gerakan Bike to Work ini bermula dari sekelompok penggemar sepeda MTB (mountain bike) di Jakarta yang punya semangat, gagasan dan harapan terwujudnya udara bersih di perkotaan khususnya Jakarta, maka lahirlah Komunitas Pekerja Bersepeda (bike to work Community). Komunitas ini berkeinginan untuk mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alternatif mode transportasi, utamanya ke tempat kera (bike-to-work). Sejak 6 Agustus 2004, mereka telah melakukan kampanye rutin setiap bulan hingga saat ini dengan melakukan penyebaran media informasi berupa pamphlet (news flyer), serta menjalin kerjasama dengan berbagai media massa dan cetak. Saat ini sudah ada beberapa cabang Bike to Work di beberapa kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tujuan mereka membentuk komunitas ini adalah mereka ingin bersepeda dengan aman dan nyaman bukan lagi merupakan suatu impian belaka, sehingga banyak masyarakat yang mau menggunakan speda sebagai sarana transportasinya dan mencegah polusi, menghemat BBM, mengurangi angka kemacetan di lalu lintas, dan menyehatkan tubuh dan menjadi bugar dalam beraktifitas. Kemacetan lalu lintas yang begitu panang di kota-kota besar benar-benar tidak ekonomis dan merupakan pemborosan energi, membuang-buang gas ruah kaca secara percuma, dan seringkali menimbulkan stres berkepanjangan bagi setiap orang yang terjebak di dalamnya. Biasanya mereka akan naik sepeda sampai ke stasiun kereta atau halte bis terdekat. Setelah itu mereka memarkirkan sepedanya di halte dan naik bis sampai ke kantor. Atau jika jarak dari rumah ke kantor relatif dekat, mereka cenderung menggunakan sepeda daripada mobil atau sepeda motor.
Sayangnya gerakan Bike to Work ini belum didukung infrastruktur yang memadai L seperti fasilitas bersepeda yang memadai, yaitu tempat parkir sepeda yang layak, fasilitas mandi umum yang cukup, dan jalur khusus yang disediakan bagi para penunggang sepeda di jalan raya di kota-kota besar. Mereka terpaksa harus ikut berdesak-desakan dengan mobil-mobil dan bis yang memakan banyak tempat dan tidak nyaman. Apalagi tingkat keselamatan bagi para pengendara sepeda masih sangat kurang dan sering terjadi kecelakaan di jalan raya karena para pengendara mobil atau sepeda motor kurang menghargai para pengendara sepeda ini. kadang pengguna sepeda juga kurang dilengkapi peralatan seperti helm, lampu depan dan belakang, masker, dan sarung tangan, sehingga sering membahayakan keselamatan jiwanya.
Oleh karena itu, gerakan Bike to Work ini dapat tercapai apabila pemerintah, pengelola perkantoran, pengelola fasilitas umum, dan masyarakat mempunyai komitmen bersama-sama
untuk memberikan infrastruktur dan jalur bersepeda dari rumah sampai ke kantor dengan aman dan nyaman. Jika tidak, maka usaha positif yang telah dilakukan ini akan mendapat banyak kendala yang sangat berat.Dadang Rusbiantoro
Save Trees | Bersepeda, Polusi Udara, Pencegahan Global Warming
GLOBAL WARMING ONLINE| http://mcarmand.blogspot.con