Liputan6.com, Jakarta: Tanaman Nyamplung kini menjadi pilihan utama dalam gerakan penghijauan. Di Sampang, Madura, Jawa Timur, selain dikampanyekan untuk penghijauan, tanaman ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yakni dengan mengolah bijinya untuk dijadikan bahan bakar minyak (BBM) atau bio diesel.
Bagi masyarakat Kecamatan Camplong, Sampang, tanaman Calophyllum Inophyllum yang lebih dikenal sebagai Bintangur atau Nyamplung ini sebenarnya sudah tidak asing lagi. Karena dulunya wilayah ini dikenal sebagai hutan kawasan Nyamplung. Namun sayangnya warga sendiri tidak menjaga sehingga jumlahnya di wilayah ini tinggal beberapa pohon saja. Dalam gerakan penghijauan 32 ribu hektare lahan kritis di Sampang, pohon Nyamplung menjadi pilihan di samping Jati dan Mahoni. Pemerintah berharap, masyarakat nantinya juga bisa mengambil manfaat ekonomi dari tanaman tersebut.
Menurut penelitian Departemen Kehutanan, pengolahan biji Nyamplung sebagai BBM lebih efektif dibanding biji Jarak yang dulu juga pernah dikampanyekan sebagai sumber energi alternatif. Nyamplung memiliki beberapa keunggulan, yaitu hasilnya dua kali lipat lebih banyak, kualitas minyak lebih bagus, serta budidaya yang lebih mudah. Meski hingga kini belum ada pengolahan Nyamplung dalam skala besar, pemerintah optimistis tanaman ini bisa menjadi salah satu unggulan pengganti BBM di masa depan.(TES/Teguh Dwi Hartono)
Danau Tambing, Tempat Berburu Foto Profil Medsos
-
[image: Danau Tambing]
Foto di Danau Tambing
*Danau Tambing*. Akhir-akhir ini *Danau Tambing* atau *Telaga Tambing*
ini kian *hits* saja sebagai te...
8 tahun yang lalu
informasi yang sangat akurant.
tajam terpercaya
sukses terus bro...
Kami telah memproduksi biodiesel dari nyamplung di Bantul-Jogja sejak tahun kemarin dengan kapasitas sementara dapat mencapai 1000 l/hr. Tapi akhirnya upaya ini hampir gulung tikar karena tidak ada pembeli, sementara pemerintah hanya bisa mengatakan bhw kita harus mencari energi alternatif tapi tidak serius. Kasian negara ini, nanti kalo BBM naik lagi baru ribut cari alternatif sambil hambur uang bikin seminar, pilot project, dll.
Saya tertarik sekali bagaimana mendukung program solusi bahan bakar alternatif, namun selama ini kurang menjadi perhatian hanya sebatas project-project saja, setelah itu bagaimana kelanjutan usahanya bagi masyarakat jika tidak ada yang mengelola pemasarannya